Jadi, sebenarnya lebih baik kanan atau kiri? Baik kanan maupun kiri, jika ini menyangkut otak, maka harusnya sama-sama baik. Budaya timur sendiri mengutamakan yang kanan. Begitu juga sedari kecil, kita selalu diajari untuk menggunakan tangan kanan sebagai ‘tangan manis’. Dalam dunia pekerjaan, kita dituntut untuk menggunakan dan menyimbangkan kanan dan kiri kita. Kita harus mengikuti prosedur yang ada, menggunakan logika dan analisis data dalam pengambilan keputusan. Namun kita juga harus menggunakan ‘rasa’ empati kita agar kebutuhan customer dapat terbantu dengan baik tanpa menyalahi aturan dan prosedur yang ada.
Seorang yang terbiasa menggunakan otak kirinya cenderung lebih lama dalam pengambilan keputusan. Misalnya saat memutuskan untuk membeli barang. Orang yang terbiasa menggunakan otak kiri akan melihat harganya dengan cermat, kemudian mempertimbangkan fungsi dan kegunaan benda tersebut. Namun orang yang terbiasa menggunakan otak kanan saat mau membeli suatu barang, pertimbangan utamanya adalah kesukaannya pada benda tersebut, misalnya model, warna, dan bentuk. Soal harga bisa saja pertimbangan kesekian.
Yang paling ideal adalah menggunakan kedua bagian otak dengan seimbang. Pada saat membutuhkan hitungan, memaksimalkan si kiri. Ketika harus mengambil keputusan yang mengedepankan rasa dan di luar nalar, maka gunakanlah si kanan. Bagi yang terbiasa menggunakan si kiri, ada beberapa tips untuk meningkatan kemampuan si kanan dengan cara:
- Jika ada hambatan dalam proses mengerjakan suatu pekerjaan, jangan menyerah. Selalu pikirkan apakah ada cara lain. Dengan demikian otak kita akan terbiasa untuk kreatif.
- Jangan takut untuk memulai sesuatu dengan cara yang berbeda, namun perlu diperhatikan untuk yang bekerja berdasarkan prosedur tetap harus mengikuti prosedur yang sudah dibuat. Dan tetap memikirkan alternatif terbaik jika menemukan masalah.
- Melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang.
- Melihat kegagalan sebagai tantangan.
- Olahraga atau melakukan permainan.
- Membaca komik, novel atau bacaan ringan lainnya.
(Ambar Kurniati, Aspek Layanan Komunikasi, InfoBCA No.227)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar